Entri yang Diunggulkan

Teknologi Juga Berasal Dari Mimpi

Masih ingatkah Alexander Graham Bell penemu telepon yang penemuannya terinspirasi dari keinginannya untuk membuat alat komunikasi yang pad...

Sabtu, 11 Juni 2016

PENGEMBANGAN MATEMATIKA UNTUK AUD


Mengenalkan Konsep Matematika kepada anak usia dini dapat dimulai sejak dini, karena bagaimanapun dalam kehidupan sehari-hari tidak bisa terlepas dengan konsep matematika. Contoh Fenomena matematika disekitar anak :
-          Panjang – pendek (rambut, badan/tubuh,kuku,dll).
-          Berat-Ringan  ( tubuh )
-          Jumlah (mata, telinga, hidung, jari tangan/kaki )
-          Mengukur tubuh
-          Bentuk geometris pada tubuh.
-          Membagi makanan dengan teman dll

Dari beberapa contoh fenomena diatas sehingga timbullah pertanyaan “Apa itu Matematika ?”
Matematika merupakan sarana berfikir untuk mempelajari, memahami dan memecahkan berbagai persoalan. Matematika memungkinkan manusia menggunakan berbagai bahasa simbol untuk menyederhanakan dan menghubungkan berbagai persoalan . Dengan matematika memungkinkan manusia berfikir logis dan simbolis, melakukan analisis, serta menggambarkan hubungan antara berbagai peristiwa secara sistematis, mengembangkan daya fikir serta kemampuan bekerja sama.
Keterlibatan anak dalam kegiatan pembelajaran melalui pengalaman tersebut akan memperkuat pemahaman anak tentang konsep dasar matematika. Matematika permulaan diperlukan untuk mengubah angka pengetahuan dasar matematika, sehingga anak secara mental siap mengikuti pembelajaran matematika lebih lanjut.


Banyak ahli yang mendefinisikan apa yang disebut matematika itu diantaranya adalah :
      Riedesel, matematika adalah menyikapi masalah dan pemecah masalah, sebagai aktivitas untuk menemukan jawaban dan terkait dengan pola dan hubungan.
      Salah satu cabang matematika adalah berhitung. Menurut Suyanto, berhitung merupakan dasar dari beberapa ilmu yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari seperti, penambahan, pengurangan, pembagian, ataupun perkalian. Untuk anak usia dini dapat menambah dan mengurangi serta membandingkan sudah sangat baik setelah anak memahami bilangan dan angka.

Kegiatan berhitung di  PAUD adalah kegiatan belajar tentang konsep matematika melalui aktivitas bermain dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan berhitung penting diberikan sejak usia prasekolah agar anak mengetahui dasar-dasar pembelajaran berhitung, sehingga pada saatnya nanti anak akan lebih siap mengikuti pembelajaran matematika pada jenjang pendidikan selanjutnya yang lebih kompleks.

*)Standart kompetensi pembelajaran berhitung Charlesworth
Charlesworth mengembangkan standard kompetensi untuk pembelajaran berhitung permulaan bagi anak usia dini, dimana diwujudkan dalam 6 kemampuan, yaitu:  korespondensi satu-satu, bilangan dan berhitung, klasifikasi, bentuk dan ruang, pola, dan pengukuran.

*)Dasar Konsep berfikir Matematika AUD
  Menurut Siegler dalam Santrock, pada usia 5 tahun sebagian besar anak dapat menghitung hingga 20 atau lebih, dan mengetahui ukuran relatif angka 1 sampai 10, kemudian dapat melakukan penambahan dan pengurangan digit tunggal. Anak-anak usia ini berada pada tahapan praoperasional yang secara intuitif memikirkan strategi untuk melakukan penambahan dengan menghitung jemarinya dan dengan menggunakan objek lainnya.

                                    Teori Kognitif Piaget
Teori Piaget anak usia 2-7 tahun berada dalam tahapan praoperasional, dimana masih  berfikir intuitif dan belum berfikir logis, pada tahapan ini menjelaskan bahwa prosedur melakukan tindakan secara mental terhadap obyek–obyek. Pada tahapan ini anak belajar menggunakan dan merepresentasikan obyek dengan gambaran dan kata-kata serta pemikiran yang masih egosentris. mengklasifikasikan benda-benda berdasarkan satu ciri (warna dengan warna, bentuk dengan bentuk, mengurutkan obyek menurut ukuran, bentuk atau ciri lainnya, klasifikasi merupakan kemampuan untuk memberi nama dan mengidentifikasi serangkaian benda menurut tampilannya, ukurannya atau karakteristik lain, termasuk bahwa serangkaian benda–benda dapat menyertakan benda lainnya ke dalam rangkaian tersebut.
     Pendapat lainnya dari  Vygotsky, memiliki kaitan dengan tujuan pendidikan matematika tentang konstruktivisme, dimana anak membangun berbagai pengetahuannya sendiri. Ada beberapa aktivitas yang disusun melalui teori Vygotsky diantaranya: membangun balok, pemetaan, penyusunan pola, permainan dramatik, menyampaikan cerita dan penulisan jurnal.
            Dienes menuliskan 5 tingkatan  teori dari pemikiran matematikanya antara lain bermain bebas, generalisasi, representasi, simbolik, dan formalisasi.
1.   Bermain bebas adalah saat anak bermain dengan mengeksplorasi sesuatu yang ada di sekitarnya, misalnya: anak memutar-mutar bola dan buah jeruk sesuka hatinya dengan melihat adanya perbedaan dari keduanya, meskipun bentuknya sama-sama bundar. Generalisasi, dimana anak mencoba untuk membuat pola dengan sesuatu yang berbeda meskipun bentuknya sama. Misalnya, mereka membuat pola dengan menggunakan bola dan jeruk.
Representasi dimana anak mencoba mereprentasikan konsep yang ada dalam bentuk gambar. Misalnya, anak menggambar lingkaran di atas1.      kertas yang merupakan hasil dari representasinya terhadap bola dan buah jeruk.
2.      tingkatan Simbolik dimana anak mereprestasikan bentuk tadi dengan sesuatu yang ada di sekitarnya. Misalnya anak merepresentasikan bentuk bundar dengan kolam ikan yang ada di taman sekolah yang berbentuk bundar pula.
3.      Formalisasi, dimana anak belajar untuk mengetahui konsep 2 dimensi dan 3 dimensi. Anak dapat mengkatagorikan serta mengurutkan benda-benda tersebut. Misalnya, anak mengurutkan jeruk dan bola tadi secara selang seling lalu mengkategorikan bola dan jeruk dalam bentuk yang sama yaitu bentuk bundar.
Dari setiap pendapat para ahli diatas, menyatakan bahwa anak perlu diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk beraktivitas atau bermain dengan benda-benda kongkrit yang ada di sekitar mereka. Maka penting bagi guru untuk menciptakan lingkungan bermain dan belajar yang mendukung pembelajaran berhitung.

*) Prinsip Berhitung Matematika Permulaan
  Menurut Gelman dan Gallistel dalam Papalia, pada masa kanak-kanak awal mulai mengenali lima prinsip perhitungan sebagai berikut:
 the 1-to-1 principle: hanya mengatakan satu angka untuk tiap item yang dihitung (“satu..dua..tiga”); (2) the stable-order-principle: menyebutkan nama angka dalam serangkaian susunan (“Satu, dua, tiga..”), bukan (“Satu, tiga, dua,…”); (3) the order-irrelevance principle: mulai menghitung item apa saja dengan total hitungan yang akan sama; (4) the cardinal principle: nama angka terakhir yang digunakan menjadi total jumlah item yang akan dihitung (jika ada lima item, maka nama item yang terakhir akan menjadi “5”); (5) the abstraction principle: berbagai prinsip di atas digunakan terhadap semua objek.

*) Prinsip penting dalam Berhitung matematika permulaan : 

  1. berikan secara bertahap, diawali melalui pengamatan terhadap alam sekitar, dimulai dari kongkrit ke abstrak, mudah ke sukar, dan dari sederhana ke yang lebih kompleks
  2. berikan kesempatan untuk anak anak terlibat secara langsung dengan menyediakan soal-soal sesuai pengetahuan yang sudah dimiliki,
  3. ciptakan suasana menyenangkan, mengasyikan dan memberikan rasa aman serta kebebasan bagi anak,
  4. Gunakan bahasa yang sederhana dengan menerjemahkannya menjadi sesuatu yang bisa mereka pahami,
  5. Serta pentingnya mengevaluasi hasil perkembangan anak harus dimulai dari awal sampai akhir kegiatan.  
*) Tahapan Matematika Permulaan
  Menurut Jindrich, berikut adalah tahapan-tahapan yang diperlukan dalam mengembangkan pemahaman matematika pada anak:
(1) penggunaan bahasa matematika adalah melalui pemakaian kata-kata yang benar sehari-hari;
(2) mengembangkan konsep menghitung tanpa pemahaman nilai dari angka;
(3) mengenalkan konsep berhitung atau korelasi antara angka dan jumlah;
(4) awal dari berhitung secara rasional;
(5) mengenal lambang bilangan dan menulis angka;
(6) menjumlahkan dan mengurangi benda dalam satu urutan.


DAFTAR PUSTAKA
Santrock, W Jhon.2007.Child Development (Perkembangan Anak).Edisi 11.Terj Mila R.Jakarta:Penerbit Erlangga
Sperry, Susan.2013.Early Childhood Mathematics.Fifth Edition.USA:Pearson Education,Inc.  



Tidak ada komentar:

Posting Komentar