(Dampak TIK pada Pembelajaran: Sebuah Tinjauan
Penelitian)
PENELITI : Ting Seng Eng
National Institute of Education, Singapore seting@nie.edu.sg
Sejak TIK diperkenalkan ke arena pendidikan pada
tahuan 1960, komputer telah membangkitkan minat dan sekaligus kebingungan bagi
guru serta peneliti. Banyak harapan-harapan yang dijanjikan oleh komputer dan
aplikasinya tidak terlaksana, serta penelitian mengenai efektivitas komputer
dalam belajar memberikan sedikit banyak pertanyaan yang tidak bisa dijawab. Metode
yang digunakan dalam penelitian pendidikan jenis ini di masa lalu dan saat ini
telah berkembang selama bertahun-tahun. Studi kualitatif seperti meta analisis
digunakan secara luas di Amerika saat baru saja penelitian skala besar
digunakan di Inggris sebagai kombinasi metode kuantitatif dan kualitatif.
Penemuan dari studi penelitian tersebut mengindikasikan efek-efek positif kecil
dan sebagai konsekuensi sebuah kebutuhan untuk studi yang sungguh-sungguh
mendalam dan longitudinal kedalam dampak TIK pada pembelajaran ke depan.
Landasan Teori
Berdasarkan
penelitian pengambikan resiko, Morrongiello and Lasenby-Lessard (2007)menyusun
sebuah model yang menetukan secara potensial mengenai pengambilan keputusan
bagi anak dalam situasi yang beresiko. Adapun cariabel yang diidentifikasi
adalah: factor individu seperti tempramen, usia, jenis kelamin, dan pengalaman
terhadap sebuah aktivitas; factor keluarga/orangtua termasuk sosialisasi
orangtua dan kebiasaan orangtua dalam mengajarkan, ketelaanan orangtua, pola
asuh, dan efek sibling.; factor situasi sosial seperti pengamatan dan pengaruh
lisan/bujukan; dan factor level makro seperti tetangga, ekonomi, dan pengaruh
budaya.
Lingkup Kajian
Kajian ini ditujukan untuk mencaritahu dan memahami
metodologi yang digunakan oleh peneliti untuk meneliti dampak ICT pada
pembelajaran. Penemuan pada studi penelitian ini akan menolong untuk
mengevaluasi efektifitas pada hasil pembelajaran siswa dan implikasi-implikasi
terhadap pendidikan dan penelitian kedepan. Kebanyakan kajian pendidikan.
Metode Penelitian
1. Pendekatan
kualitatif. Studi kasus secara mendalam
terhadap grup-grup kecil dari pembelajar. Rekaman-rekaman mendetail mengenai
aktifitas yang berkaitan dengan TIK, serta pembelajaran berlangsung, sangat
penting karena mereka diperlukan untuk identifikasi hubungan tersebut. Meskipun
demikian, karena ukuran kelompok diinfestigasi, ini selalu saja sulit untuk
menggeneralisasikan banyak temuan-temuan dari studi seperti semuanya tidak
mewakili seluruh komunitas ataupun populasi.
2. Pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif selalu
melibatkan sebuah eksperimental (atau
perlakuan) dan sebuah grup kontrol.Grup
ekperimental secara langsung dilibatkan dalam aktifitas-aktifitas pembelajaran yang
berkaitan dengan TIK. Grup kontrol belajar dengan menggunakan metode tradisional.
Terkadang kedua grup dilakukan pre dan post test. Tes penundaan dapat diberikan
untuk menentukan tingkat retensi belajar. Salah satu batasan pada pendekatan
kuantitatif adalah bahwa seluruh faktor-faktor, seperti efek kebaruan
melibatkan peningkatan antuasiasme para pengajar dan siswa, mungkin secara
tidak sadar dimasukkan untuk mengacaukan hasil eksperimen.
3. Pendekatan
kuantitatif dan kualitatif. Penyatuan kedua metode kuantitatif dan kualitatif, mampu
memperoleh tingkat akurasi dan faliditas yang lebih besar dalam hasil studi, sehingga
memperkuat temuan dan implikasi yang diajukan oleh peneliti. Metode pertama
melibatkan pengantar studi kualitatif skala besar, diikuti degnan studi kasus
investigasi mendalam. Metode kedua adalah pendekatan berkedudukan kuat yang
dikenal dengan meta analisis. Pada metode ini, sejumlah besar studi kasus yang dipublikasikan
dikumpulkan berdasarkan karakteristik yang sama dan analisis komparatif dibuat
untuk mengidentifikasi hubungan antara variabel-variabel. Sejak penelitian
dimulai, peneliti sangat konsisten menggunakan metode tersebut untuk
menginvestigasi dan mengevaluasi data mereka dalam penelitian. Metode tersebut
digambarkan dalam detail yang lebih besar pada bagian yang akan datang.
4. Metode meta
analisis. Metode analisis ini dalam penggunaannya dilakukan dengan beberapa prosedur,
yakni:
- Sejumlah besar studi yang mengevaluasi efek instruksi
dasar komputer dikumpulkan dari gudang data yang berbeda.
- Petunjuk digunakan untuk menyaring melalui pengumpulan
studi dan ketika menemukan kriteria yang gagal lalu dihilangkan. Setiap mata
pelajaran akan dihitung satu kali meskipun telah dipresentasikan dalam
beberapa makalah.
- Veriabel dan kategori untuk pengambaran mata
pelajaran kedepan lalu dikembangkan; Grup experimental dan kontrol
diajarkan selama periode yang sama dan evaluasi objektif digunakan
sebagaimana kriteria prestasi siswa. Letak ke arah komputer, keadaan
subjek dan instruksi berdasarkan respon pelaporan pribadi pada item-item
questioner atau skala.
- Untuk menilai hasil dari setiap
area pembeljaran, efek ukuran digunakan. Efek ukuran didefinisikn sebagai
perbeaan antara rata-rata dua grup dibagi dengan standar deviasi grup
control.
- Akhirnya, arah dan signifikansi perbedaan dalam hasil instruksional antara grup kontrol dan eksperimental juga diuji serta dinilai dengan sebuah skala empat poin.
- Nilai hubungan korelasi antara efek ukuran dan nilai 4 poin tergolong tinggi, persamaan regresi digunakan untuk memasukkan tindakan efek ukuran untuk kasus-kasus data yang hilang.
Penelitian tahun 1960-1980
Pada Tahun 1960-1980 Yang Lalu Banyak Penelitian Yang Dilakukan Untuk
Mengevaluasi Efektifitas Komputer Dalam Lingkungan Pembelajaran. Penelitian Yang
Tercepat Dilaksanakan Pada Tahun 1960 Dan 1970 Ketika Peneliti Memperkenalkan
Murid-Murid Pada Software Pendidikan Dalam Sebuah Lingkungan Universitas. Penelitian
Tahun 1970 Diteliti Mengenai Dampak Pembelajaran Lewat Tes Sebelum Dan Sesudah
Secara Tradisional Yang Menggunakan Grup Eksperimen Dan Kontrol.
Pada Tahun Ini Dilaksanakan Beberapa Penelitia, Antara Lain:
1.
Metode Box
Score. Edward Melengkapi Sebuah Kajian Pada Instruksi Komputer Pembantu (CAI)
Dengan Menggunakan Box Score. Mereka Melokalisasikan Kira-Kira 30 Penelitian
Dan Dikodekan Melalui Tipe CAI, Area Subjek, Tingkatan Level, Penggunaan
Tambahan Atau Pengganti, Dan Hasil. Penemuan Mereka Mengindikasikan Bahwa CAI Lebih
Efektif Pada Level Dasar, Dan Penggunaan Tambahan. Hal Tersebut Juga Sama
Efektif Untuk Pengajaran Individual Dan Instruksi Yang Diprogramkan, Dan
Penemuan Untuk Mengurangi Waktu Belajar.
2.
Penelitian Utama
(1960-1980):
- The Los Angeles Unified School District Study
The Los Angeles Unified School District Study Menggunakan
Program Korporasi Kurikulum Komputer (CCC) Untuk Mata Pelajaran TIK Dalam Enam
Sekolah Pada Tahun 1976. Kurikulum CCC Digunakan Termasuk Latihan Dan Aktifitas
Pelatihan Dalam Matematika, Membaca Dan Seni Bahasa. Tes Sebelum Dan Sesudah
Digunakan Untuk Mengukur Prestasi. Dari Enam Sekolah, Empat Menerima Instruksi
Komputer Pembantu Dimana Dua Sekolah Dujadikan Kelompok Kontrol. Sekolah Yang
Menyelenggarakan Mata Pelajaran TIK Telah Menggunakan Sistem Latihan Selama 10
Menit Setiap Hari Sekolah. Lebih 2000 Siswa Yang Dilibatkan Dalam Penelitian
Ini Untuk Periode Tiga Tahun. Hasil Akhir Menunjukkan Efek Ukuran 0.45 Untuk
Kemampuan Komputer Matematika, 0.10 Untuk Konsep Matematika Serta Aplikasi Dan
0.15 Untuk Membaca Serta Bahasa.
- Project IMPAC (Instruksional Proyek
Mikrokomputer Untuk Kelas Arkansas)
Proyek Ini Dirancang Untuk Mengikuti Kegunaan
Komputer Oleh Setiap Siswa Untuk Beberapa Periode Beberapa Hari Atau Waktu. Adapun
Prosesnya Adalah:
1) Tiga Tipe
Sofware Dimasukkan Dalam Empat Mikrokomputer . Siswa Menggunakan Empat
Mikrokomputer Untuk Tiga Hingga Sepuluh
Hari Dalam 10 Hari Pergantian Untuk Sekitar 12-20 Menit.
2) Delapan Mikrokomputer Dalam Jaringan Ditempatkan Dalam
Ruang Kelas Ketika Guru Bekerja Bersama Dua Atau Tiga Grup Matematika. Dua Paket
Matematika Umum Digunakan. Komputer Yang
Dipakai Oleh Siswa Sama Dengan Grup Pertama.
3) 24
Mikrokomputer Diletakkan Dalam Ruang Kelas. Siswa Dimasukkan Kedalam Ruang
Kelas Dan Menggunakan Komputer Selama 15-25 Menit Setiap Hari Untuk Delapan
Hingga Sepuluh Hari. Siswa Menggunakan Software Yang Sama Sebagaimana Yang
Digunakan Oleh Kelompok Kedua
4) Delapan Komputer
Dijaringkan Dan Paket Software Dikembangkan Secara Lokal Lalu Digunakan Untuk
Memantau Kemajuan Siswa. Instruksi Komputer Pembantu Digunakan Sebagai Tambahan
Program Matematika Tradisional. Terkadang Jadwal Yang Digunakan Sama Dengan
Grup Kedua.Efek Ukuran 0.02 Ke 0.62 Dilaporkan Untuk Mata
Pelajaran, Dengan Hasil Pendukung Yang Kebanyakan Datang Dari Grup Terakhir
Ketika Instruksi Tradisional Melengkapi Instruksi Komputer Pembantu.
c. Minnesota Technology Demonstration Program
Adalah Mata Pelajaran Mikrokomputer Utama
Selama Dua Tahun Yang Digunakan Dengan Tingkatan Siswa 4 Hingga 6 Di Sekolah Minnesota.
Lebih 20% Distrik Sekolah Minnesota Yang Dilibatkan Dan Kedua Teknologi
Mikrokomputer Dan Dasar Video Digunakan. Rasio Komputer Untuk Siswa Sangat
Mendukung Dan Software Komputer Dipilih Dan Digunakan Secara Luas Dan
Sistematis Berdasarkan Kemampuan Yang Dibutuhkan. Hasil Akhir Mengindikasikan Bahwa Rata-Rata Efek
Ukuran Dicapai Pada Matematika, Membaca, Dan Bahasa Dengan Nilai -0.09 Hingga
-0.31, Penemuan Yang Agak Mengecewakan Setelah Pada Awalnya Banyak Antusiasme
Dan Optimis Yang Datang Dari Guru-Guru Yang Berpartisipasi.
d. Meta-Analisis Studies By Kulik
Pada Tahun 1983, Kulik Dan Koleganya
Menyelenggarakan Sebuah Meta Analisis Dari 51 Evaluasi Pengajaran Dasar
Komputer Yang Bebas Dalam Tingkat 6-12 Dan Ditemukan Bahwa Pengajaran Dasar
Komputer Meningkatkan Nilai Siswa Pada Ujian Akhir Dengan Perkiraan Standar
Deviasi 0.32, Atau Dari Persentik 50 Ke 63. Lebih Kecil, Efek Positif Pada
Nilai Juga Jelas Pada Ujian Lanjutan Yang Diselenggarakan Beberapa Bukan
Lemudian Setelah Instruksi. Dalam Penambahan, Mereka Juga Menemukan Bahwa
Pengembangan Sikap Positif Siswa Ke Arah Kursus Bahwa Mereka Mengambil Dan
Waktu Belajar Secara Substansial Mengurangi Instruksi Dasar Komputer. Dalam Analisis Terbaru, Efektifitas Instruksi
Dasar Komputer, Kulik Dan Klulik (1991) Menyelenggarakan Penemuan Dari 254
Evaluasi Dasar Penemuan Pada Penelitian Terdahuli Di 1990.Total 248 Dari 254 Penelitian Dilaporkan Hasil Dari
Instruksi Dasar Komputer (CBI) Dan Grup Kontrol Pada Tugas
Yang Diberikan Di Akhir Instruksi. Pada 202 Penelitian Ini, Siswa Di CBI Memiliki
Nilai Ujian Rata-Rata Akhir Yang Tinggi Ketika 46 Dari Mereka Ditunjukkan Bahwa
Siswa-Siswa Pada Kelas Yang Diajar Secara Konvensional Memiliki Nilai Ujian Rata-Rata
Yang Tinggi. Perbedaan Signifikan
Pada Hasil Ujian CBI Dan
Siswa-Siswa Yang Dikontrol Pada 100 Siswa. Rata-Rata Efek Ukuran 0.30
Dengan Standar Kesalahan 0.029, Mengkonfirmasi Kembali Penemuan Awalnya. Hal Tersebut Berarti Bahwa Prestasi Siswa
CBI 0.30 Dengan Standar Deviasi Tinggi Dibandingkan Prestasi Siswa-Siswa Yang
Dikonrol. Dengaan Kata Lain, Rata-Rata Siswa Dari Kelas CBI Akan Benar-Benar
Melibtkan 62% Siswa Dari Kelas Konfensional.
Kajian Lampau, Penemuan, Dan Implikasi-Implikasi
Dalam Kajiannya Robert membuat perbandingn
penelitian sebelum 1980 dan penemuanya saat ini. Pada penelitian awal tahun
1980, haampir semua 200 penelitian yang diestimasikan menunjukkan fakta-fakta
positif bahwa perlakuan dasar computer menawarkan beberapa keuntungan lebih dib andingkan
metode lainnya, meskipun telah diklarifikasi masih terdapt beberapa
ketidaksepakatan yang jelas saat dikaji. Rringkasan penemuan
menemukan adanya indikasi:
1.
Pengurangan
dalam waktu belajar.
2.
Batasan
peningkatan dalam motivasi belajar.
3.
Perlkuan
dasar computer secara umum efektif dalam matematika dan membaca/bahasa.
4.
Pembelajran
dasar computer (CAI) lebih efektif sebagai tambahan pada level tingkat rendah.
5.
Pembelajar
yang lambat dan under-achiever tampak memiliki keuntungan dengan penggunaan
metode dasar computer dibandingkan siswa-siswa yang mampu.
6.
Metode
dasar computer secra umum lebih efektif pada tingkatan level yang rendah.
Efektifitas instruksi pen gaturan
computer (CMI) terlihat meningkat pada level tingkat tinggi ketika efek
metode CAI justru menurun pada level tinggi.
Peneitian kedepan pada area yan g berbeda juga
mendukung pada titik terang penemuan. Area penelitian yang didaftar adalah
sebagai berikut:
1.
Aplikasi
pada kemampuan yang berfariasi dan area isi;
2.
Aplikasi
computer pada ESL;
3.
Penggunaan
bahasa pemprosesan;
4.
Kreatifitas
dan penyelesaian masalah dengan logo (bahasa pemograman) dan CAI;
5.
Efek
penggunaan computer pada perilaku dan dasar yang dikeluarkan;
6.
Efek
penggunaan computer pada prestasi antara pria dan wanita.
Penelitian tahun 1990-2000
Kebanyakan Penelitian
Pendidikan Pada TIK Telah Dilaksankan
Lebih Dari 10 Tahun Yang Lalu, dengan Penelitian-Penelitian Dengan Skala Yang
Lebih Besar Dengan Jelas Dilakukan Terlebih Dahulu Dari Amerika Dan Inggris Walupun
Telah Ada Laporan Penelitian Dari Beberapa Negara Bagian Yang Berbeda Dari Eropa.
Adapun beberapa Penelitian
Yang Terangkum Adalah Sebagai Berikut:
1.
American Studies
Ukuran
sampel memiliki kombinasi minimum 20 siswa dalam grup eksperimental dan
kontrol.
Hanya 39
yang diambil dari 1800 penelitian yang memenuhi syarat untuk inklusi akhir pada
penelitian. Total keseluruhan ada 8274 siswa yang dilibatkan, dengan ukuran
sampel yang berkisar antara 20 sampai 930 dan dengan ukuran sampel rata-rata
122 siswa. Hasil tes mencatat 0.34 rata-rata efek ukuran, menetapkan bahwa nilai
tertinggi dicapai oleh penerimaan siswa, walaupun efek dipertimbangkan dengan
kecil.
Dalam
penelitian meta analisis yang lain pada efektifitas CAI terhadap prestasi siswa
dalam pendidikan ilmu pengetahuan sekunder dan kampus telah dibandingkan dengan
instruksi tradisional. Byraktar (2001/2002) mengkaji 42 penelitian antara tahun
1970 hingga 1999. Dalam penghitungan efek ukuran, dia menggunakan formula yang
direncanakan oleh Hunter dan Schmidt dimana pengelompokan standar deviasi
digunakan sebagai ganti standar deviasi grup kontrol sebagaimana yang
dikembangkan oleh Glass.
Analisis
terakhir, hanya satu dari 42 penelitian yang menunjukkan tidak ada perbedaan
antara grup CAI dan instruksi tradisional.
2.
British Studies
Sejak
pertengahan tahun 1990, pemerintah Inggris menginvestasikan sistem yang
terintegrasi dalam evaluasi skala besar. Laporan pertama direalisasikan dalam
NCET yang positif dan menemukan bahwa anak-anak telah membuat pembelajaran
tambahan dalam matematika, meskipun tidak dalam membaca. Laporan kedua
mengidentifikasikan kemampuan pemindahan pencapaian pembelajaran. Hasil akhir
dibuat berdasarkan pemesanan penting dimana pencapaian tidak muncul pada
pemindahan secara otomatis. Peneliti juga melaporkan bahwa software yang
digunakan secara umum dilihat oleh siswa dan guru yang telah sukses digunakan
dalam pengajaran kemampuan inti matematika dan inggris tetapi tidak semua penelitian
sukses untuk selesai diukur hingga tes berikutnya
atau penilaian (Wood, 1999). Efek pada motivasi dan perilaku ditandai tetapi
tidak ada bukti yang menyatakan bahwa mereka memindahkan ilmunya ke konteks
yang lain. Ada dua proyek skala besar yang lebih oleh Becta, ImpacT dan ImpaCT2
yang dilakukan untuk menguji dampak pada TIK dan hasil yang dicapai oleh
siswa-siswa.
a. ImpacT
Project.
Proyek
pengembangan pemerintah Inggris berkisar metode penilaian yang berdasarkan pada
kegunaannya tersebut oleh proyek skala besar sebelumnya,
sebagaimana hal baru yang dibuat secara spesial untuk mengukur pencapaian dalam
pemahaman konseptual dan proses intelektual (Watson, 1993). Dalam
penelitian tersebut, terdapat fakta- adanya kontribusi positif untuk pencapaian
dalam bahasa inggris, dengan adanya signifikansi secara statistik efek
penggunaan proses kata untuk murid usia 8-10 tahun tetapi tidak hanya efek parsial
yang tidak signifikan untuk murid dengan usia 12-14 tahun. Bahasa inggris murid
diukur lewat variasi tugas menulis essay, dimana penilai tersebut dari dua
orang guru bahasa Inggris yang berbeda. Penemuan utama dari penelitian murid
utama adalah frekuensi penggunaan TIK dalam latihan bahasa Inggris menjadi
efektif untuk meningkatkan prestasi mereka dalam berbahasa Inggris. Terdapat kontribusi
positif dari penggunaan pemprosesan kata dalam kelas utama “IT tinggi”. Dalam
matematika, murid yang berusia 8-10 tahun dan 14-16 tahun dalam kelas yang
menggunakan Logo (sebuah bahasa pemprograman) dan subjek dasar software
matematika mencapai nilai yang sangat tinggi secara statistik dalam tes dan
murid tersebut diajarkan konsep yang sama yakni dengan melalui metode
tradisional.
b. ImpaCT2 Project.
Penelitian evaluasi berskala besar ini,
dilakukan oleh Departemen Pendidikan dan Kemampuan serta dikelola oleh Becta.
Penelitian yang luas melebihi tiga tahun (1999-2002) dan tujuan dari penelitian
tersebut untuk membuat evaluasi yang bebas terhadap dampak TIK pada prestasi
anak dalam sebuah sampel sekolah yang representatif di Inggris. ImpaCT2
adalah penelitian logitudinal yang melibatkan 60 sekolah di Inggris. Penelitian
ini mencampur metode penelitian yang kuno dan terbaru pada sampel yang sangat
besar lebih dari 2000 murid. Dua penelitian awal dilakukan pada tahun 1999
untuk memutuskan penelitian yang tepat guna mengukur dampak TIK. Sampel
penelitian yang dilibatkan adalah 2179 murid dalam 60 sekolah, dimana 30 sekolah
yang terpilih, 25 sekolah primer dan 5
sekolah primer. Sekolah yang dipilih mewakili murid yang berbeda grup secara
sosio ekonomi dalam kota, pinggiran kota dan pedesaan sekitar Inggris. Laporan
penelitian hasil digabungkan untuk efek TIK
pada murid dalam pencapaian di Inggris. Pada level utama, terdapat
dampak yang sangat TIK yang signifikan pada tes Inggris KS2 tetapi tidak pada
tes KS3 atau KS4. Kasus penelitian juga menunjukkan dominasi awal yang
digunakan TIK dalam bahasa Inggris dalam penggunaan pemprosesan bahasa (Comber,
2002). Fakta
dari penelitian yang ditunjukkan pada TIK memiliki hubungan yang positif pada kemampuan
pembelajaran.matematika siswa dan hasil yang
bervariasi berdasarkan pada jumlah dan tipe yang digunakan TIK dalam kurikulim
matematika.
Penemuan Dan Implikasi-Implikasi
Penelitian meta analisis sekolah
Amerika secara umum ditunjukkan dengan adanya tren positif dalam prestasi siswa
ketika TIK digunakan. Dalam penelitian yang dilakukan pleh Bayraktar
(2001/2002), didapatkan bahwa komputer lebih efektif ketika digunakan dalam
mode simulasi atau latian dan CAI lebih efektif ketika komputer digunakan
secara individual oleh siswa-siswa. Kedepannya, penelitian yang ditunjukkkan bahwa
program-program CAI lebih efektif ketika digunakan sebagai digunakan sebagai
tambahan pada instruksi tradisional dibandingkan dengan pengganti.Penelitian ImpaCT2, ditemukan
indikasi bahwa perbedaan murid ketika belajar dengan TIK. Terdapat fakta bahwa
beberapa murid mendapatkan keuntungan pada seluruh langkah-langkah kunci yang
diinverstigasi.
Penelitian Kedepan
Terdapat bukti nyata dari penemuan
yang ditampilkan bahwa TIK berdampak posotif, meskipun memiliki efek kecil pada
pembelajaran siswa. Kebanyakan peneleliti terlihat optimis mengenai aturan
bahwa TIK akan digunakan pada lingkungan sekolah pada masa yang akan datang
walaupun beberapa sekolah keberatan.Berdasarkan pada fakta yang didapat
dari studi penelitian yang telah dipublikasikan, secara spesial ditemukan dalam
konteks ImpaCT2. Cox dalam laporan Departemen Pendidikan dan Kemampuan, Becta,
merekomendasikan lima kunci area prioritas untuk penelitian kedepan.
a.
Dibutuhkan pnelitian dengan skala yang
panjang.
b. Peneliti butuh untuk menyelenggarakan
penilaian bagaimana pengalaman pembelajaran informal berkontribusi pada seluruh
proses pembelajaran dan dengan demikian terdapat efek prestasi pembelajar.
c. Dibutuhkan metode-metode pengukuran pencapaian
yang dibutuhkan untuk berkembang.
d. Kebanyakan penelitian butuh untuk
diselenggarakan ke dalam efek spesifik yang digunakan TIK pada pendekatan murid
untuk belajar sesuai umum, pada kemampuan meta kognitif mereka dan pada
strategi belajar jangka panjang.
e. Kajian literatur yang lebih luas akan
memberikan fakta yang lebih substansial pada efek spesifik dari TIK pada
pembelajaran murid.
1.
Australian Research Perspective
Lebih
dari beberapa tahun kemarin, terdapat vasiasi inisiatif orng Australia dan
penelitian dalam area TIK, kualitatif secara umum secara alami.
Dalam
penambahannya, Netdays Australia 2000 (Car, 2002) adalah studi kasus yang
melibatkan 60 guru dan 342 sekolah disekitar Australia dan 15 kelas dalam area
negara. Ini adalah tujuan untuk menguji aturan guru dalam proyek kurikulum
online. Data
yang disediakan oleh guru siap menghasilkan tiga survey dan laporan yang
mendetail dari 14 guru yang secara sukses mengimplementasikan proyek online.
Terdapat
enam perilaku pedagogik yang teridentifikasi dari penelitian:
a. Guru melihat
dirinya sendiri sebagai pembelajar bersama dengan siswanya dan mengatur
proses pembelajaran siswa.
b. Teknologi yang
sesuai dubutuhkan siswa dan proyek.
c. Guru
mengstruktur aktivitasnya sehingga dukungan yang tersedia dalam area yang
berbeda sebagaimana proyek yang tumbuh.
d. Guru secara
total memiliki komitmen pada proyek.
f. Guru memiliki
tempat dalam manajemen strategis yang sama. Siswa mempunyai
rasa memiliki pada proyek. Hasil penelitian juga menyarankan
bahwa “masih ada sedikit fakta mengenai bagaimana TIK berdampak pada akibat
pembelajaran kognitif”.
Penelitian Kedepan
aru-baru ini, telah ada peningkatan
munat dalam jaringan neural dan pembelajaran. Otak, dimana pusat elajar,
memori dan pemanggilan, bermain adalah bagian yang penting dalam seluruh proses pembelajaran.Oleh karena itu haltersebut sangat penting bahwa penelitian
kedepan harusnya juga lebih fokus
a. Penelitian interdisiplin pada bagaimana otak belajar dan bagaimana TIK dapat digunakan secara efektif dalam proses pembelajaran;
b.
Penggunaan TIK pada rangsangan proses memory,
mengantarkan pada pembelajaran efektif;
c.
Software komputer inovatif atau program dan alat
TIK lainnya bahwa membantu siswa untuk berfikir secara kreatif dan kritis.
Hal tersebut sangat tertarik untuk
dicatat bahwa banyak siswa yang tertarik untuk simulasi dan video games, dan
mereka cenderung untuk menghabiskan waktu bermain mereka dalam arcade dan di
rumah.
Banyak
studi penelitian, khususnya meta analisis, memiliki banyak penemuan yang
ditunjukkan bahwa TIK memiliki efek yang kecil pada hasil pembelajaran dan
terkadang TIK ditemukan memberi efek negatif.
Kesimpulan
Pengenalan TIK dalam sekolah sepertinya sama
dengan penyerbuan spesies pada ekosistem. Akan
ada waktu penyesuaian dan
adaptasi dengan prinsip-prinsip,
guru-guru dan siswa-siswa yang sama-sama
mencari tempat pada lingkungan belajar yang baru dan interaksi terhadap
lingkungan baru. Kenyataannya,
pengembangan TIK di sekolah-sekolah secara umum melewati empat tahap, yakni
pemunculan, pengaplikasian, dan tahap transformasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar